Jumat, 19 November 2010

Ada kehidupan di Planet Mars ?


(Erabaru.or.id) Sebagaimana diketahui, bahwa pesawat penjelajah ruang angkasa NASA milik AS tidak menemukan adanya tanda-tanda kehidupan ketika mendarat di Planet Mars pada 30 tahun silam, namun, pada Januari lalu , dalam laporan pertemuan astronomi AS waktu itu, seorang ilmuwan menuturkan, tidak ditemukannya kehidupan di Planet Mars kala itu dikarenakan ilmuwan tidak secara tepat mencari kehidupan tersebut, atau dengan kata lain, mungkin ilmuwan telah membunuh jasad-jasad renik dalam sample yang dikumpulkan di planet tersebut. Kesimpulan ini diambil dari hasil sebuah penelitian terhadap kehidupan di bawah lingkungan yang ekstrem baru-baru ini, dan penelitian ini telah memajukan pemahaman orang-orang terhadap prasyarat kehidupan di planet Mars, sekaligus membuat ilmuwan kembali mempertimbangkan data yang diperoleh di planet tersebut pada 30 tahun silam.

Media utama di AS memberitakan secara luas berita terkait di atas. Laporan tersebut menyebutkan bahwa ilmuwan tengah memprediksikan bahwasannya mungkin ilmuwan telah menemukan mikroba makhluk angkasa luar di atas Planet Merah ini ketika mengunjungi Mars dengan 2 pesawat eksplorasi penyelidikan ruang angkasa tanpa awak pada 30 tahun silam, namun sayangnya, mungkin tanpa disengaja telah membunuh jasad-jasad renik tersebut.

Profesor geologi dari Universitas Washington yakni Dirk Schulze-Makuch menuturkan, bahwa misi pesawat eksplorasi ruang angkasa Viking semasa kurun waktu antara 1976-1977 hanya mencari kehidupan seperti di bumi, sehingga dengan demikian tidak menemukannya. Schulze Makuch menuturkan, selama puluhan tahun terakhir ini, kami mendapatkan banyak data dari hasil percobaan Viking, namun, ada beberapa di antaranya telah diabaikan. Menurut penuturannya, bahwa penelitian baru-baru ini terhadap organisme bumi yang hidup di bawah lingkungan yang ekstrem, telah memajukan pemahaman orang-orang terhadap prasyarat kehidupan di Planet Mars, sekaligus membuat ahli astrobiologi mempertimbangkan kembali data pada 30 tahun silam tersebut.

Menurut Schulze, bahwa orang-orang menerima kenyataan pesawat eksplorasi ruang angkasa yang tidak menemukan adanya bukti kehidupan di Planet Mars tersebut, karena mereka menyamakan kehidupan di bumi dengan kehidupan di Planet Mars. Dalam kehidupan di bumi, larutan garam adalah cairan dalam sel hidup. Sedangkan iklim di Planet Mars rasanya terlalu dingin bagi sel ini, jika cairan dalam mengandung air dan campuran hidrogenoksida, mungkin kehidupan akan berkembang biak di sana.
Karena itu Schulze mengandaikan, di Planet Mars terdapat organisme yang mirip dengan mikroba, ia (mikroba) memakai campuran hidrogenoksida dan air sebagai cairan dalam mereka. menurut Schulze, bahwa campuran ini dapat memberi sedikitnya 3 manfaat yang nyata bagi organisme di bawah lingkungan yang kering dan dingin di Planet Mars. Titik bekunya adalah 56.6 di bawah nol derajat celcius (suhu konkret tergantung pada kepadatan hidrogenoksida), karena itu tetap dapat hidup dalam keadaan cair di bawa suhu ektrem rendah ; meski menjadi keras di bawah suhu rendah, tetap tidak akan menjadi kristal yang dapat merusak sel, sebaliknya es yang terbentuk dari air dapat merusak sel ; selain itu hidrogenoksida memiliki higroskopisitas, artinya ia dapat menyerap uap air dari atmosfer, ini adalah satu ciri yang berharga akan eksistensi cairan air di planet yang tidak mudah didapat

Menurut penuturan Schulze, ilmuwan yang meneliti proyek Viking tidak mencari oganisme yang menggantungkan diri pada hydrogenoksida, sebab ketika itu tidak ada yang tahu bahwa organisme demikian bisa eksis, penelitian terhadap organisme yang eksis di bawah kondisi lingkungan kimiawi atau suhu yang ekstrem rendah itu baru dimulai pada tahun 90-an, yakni baru diadakan setelah percobaan Viking di Planet Mars.
Schulze menuturkan, menurut metode percobaan Viking pada tahun 70-an, ilmuwan bukan saja tidak dapat menemukan kehidupan berdasarkan hidrogenoksida, namun sebaliknya, meskipun dijumpai, organisme-organisme ini juga akan mati membeku atau mati kepanasan. Misalnya, ketika itu Viking memiliki sebuah percobaan mencari kehidupan di planet Mars, yakni air dituang ke tanah. Dan dalam beberapa percobaan lainnya, tanah dipanaskan untuk mengamati apa yang akan terjadi, namun, mungkin hal ini dapat mematikan jasad-jasad renik Planet Mars. Schulze menambahka : “Masalah ini terletak pada, mereka tidak memiliki informasi dan petunjuk apapun tentang keadaan lingkungan di Planet Mars (karena itu ilmuwan merancang percobnaan demikian),” ditilik dari pandangan biokimia di bumi, penanganan demikian dapat dilakukan, namun, zat kehidupan dan struktur di luar planet mumgkin tidak sama dengan bumi.”
Bulan lalu, dengan gembira ilmuwan melaporkan, bahwa hasil analisa foto yang baru menunjukkan adanya perubahan geologi di Planet Mars, mengemukakan bahwa di sana mungkin ada air yang sedang mengalir, dan ini dijadikan sebagai bukti bahwa mungkin terdapat kehidupan di Planet Mars.

Namun, yang dikemukakan Schulze saat ini hanya berupa hipotesa, karena itu masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Ia menuturkan : “Mungkin kita akan membuat kesalahan, dan mungkin sama sekali tidak ada organisme di sana, tapi ini adalah satu penjelasan yang rasional terhadap hasil eksplorasi Viking.”

Menurut astronom dari NASA, Chris Mc.Kay, bahwa laporan Schulze telah menarik perhatiannya, kontinuitas logika memang baik, tapi argumen dasarnya itu tidak cukup.dan menurut sejumlah ilmuwan lainnya, pandangan baru ini patut dipuji, tapi, masih perlu melakukan banyak hal baru bisa meyakinkan orang Mitch Sogin yang berada di laboratorium makhluk samudera nasional di Massachussett mengatakan, ia dapat menerima kemungkinan hipotesa ini, tapi ia mengingatkan bahwa saat ini hanya hipotesa saja, masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

Misi eksplorasi Planet Mars Phoenix yang rencananya diluncurkan pada Agustus ini, merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi penguatan hipotesa Schulze. Percobaan yang dirancang pada pesawat penjelajah Phoenix termasuk menggunakan 2 mikroskop rangkap tinggi untuk mendeteksi sample di Planet Mars, mudah-mudahan dalam kesempatan kali ini dapat menemukan sejumlah jawaban. Schulze menuturkan : “Jika terbukti hipotesa ini benar, itu artinya karena ketidaktahuan terkait sehingga telah membunuh jasad-jasad renik dalam percobaa tersebut ketika pertama kali mendarat di Planet Mars.”

(Sumber : Dajiyuan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Copyright © MXM BERBAGI INFO
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo